Disungai siret terdapat anak kali Jiit hiduplah seorang anak yatim piatu atau dengan bahasa asmat marmak tiwir. Marmak tiwir / anak piatu pada suaatu saat ia menemukan suatu impian baik untuk mendapatkan hubungan dengan orang-orang sekampungnya. Sebelum hubungan baik itu terjadi, orang-orang sekampung dengan dia tidak dipandang perlu kepanya.
Pada suatu hari lagi marmak tiwir/ anak piatu pada awalnya mengambil bahan-bahan persiapa dari kulit kayu dihutan untuk membuat atau menganyam topeng roh yang disebut pakaian setan,s esuai impiannya yang didapati. Dan semua dengan persiapannya, dia memulai dengan menyanyam pakaian roh atau pakaian setan sementara pekerjaannya dia berusaha sampai selelsai membentuk pakaian atau topeng setan.
Jadi anak piatu tersebut hidup pada waktu orang tua meninggal semuanya dia hidup susah dan menghadapi kelaparan. Hidupnya adalah mencari makanan sisa didalam kolam-kolom rumah disetiap rumah yang dibuangkan sisa-sisa manan oleh orang-orang dalam sekampung dengan dia. Anak yatim piatu menyelesaiakn pekerjaan menganyam pakaian topeng roh semuanya diselesaikan dengan mencampuri warna putih merah hitam dan menghias daun-daun didalam rumahnya tanpa semua orang tahu.
Setelah topeng roh itu selesai, lalu dia membawa pakaian tersebut kehutan untuk disembunyikan ditempat orang-orang mencari makan didusun setiap hari.
Marmak tiwir/anak piatu bereskan dengan pekerjaan, lalu dia sampai dirumahnya memulai apa yang akan dilakukannya pakaian roh/ setan kepada orang-orang yang mencari makan dihutan atau dikali untuk dapat menakuti mereka atau bagaimana untuk mendapatkan makanan-makanan orang-orang ditakutinya.
Setelah marmak tiwir mendapat impian lagi dengan cara untuk menakutkan orang-orang dalam sedang mencari atau sedang mendayung pulang kekampung.
Dan semua cara dan pikirannya sudah bisa dilakukann oleh dia, maka pada suatu hari orang-orang keluar mencari makanan dihutan memakai perahu dayung ke kali masing-masing menurut fam atau lingkungan.
Dan pada waktu orang-orang keluar mencari makanan dihutan marmak tiwir ikut dari belakang lewat jalan kaki hutan menuju tempat orang-orang sedang mencari makanan dihutan.
Marmak tiwir tiba ditempat orang-orang sedang mencari dia ditempat tersebut memakai pakaian / topeng roh / setan lalu ia menampilkan dirinya dalam keadaan memakai berdiri didepan orang sedang mencari lalu masyarakt sekampungnya pulang dari tempat mencari makan dengan ketakutan semuanya melihat dengan nyata apa yang disaksikan bersama didusun/dikali lalu memberi tahu kepada orang lain juga dikampung kedua kalinya anak piatu melihat orang-orang pergi kedusun pangkur sagu dengan amai-ramai mendayung perahu ketempat pangkur sagu.
Melihatnya anak piatu menyusul dari belakang lewat darat jalan kaki kehutan menuju ketempat orangorang pergi pangkur sagu. Sementara orang-orang sedang pangkur, anak piatu bersiap-siap memakai pakaian roh dari kulit kayu lalu menedekati mereka sedang pangkur ditempat.
Pada waktunya orang bersiap-siap pulang dari temapt pangkur dan menuju ketambatan perahu mereka didalam kali. Mereka menpat sagu yang ukup dnegan bernoken-noken atau tumang.
Sementara orang-orang sedang jalan ikut rintis menuju tambatan perahu mereka sambil membawa sagu-sagu bernoken/tumng. Tiba-tiba anak piatu memakai pakaian atau topeng setan dan tampilkan diri ditengah-tengah orang yang sedang jalan menuju tambatan perahu, mereka dengan melihat didekat mata mereka bahwa setan tiba keluar dan semuanta takut lari turun ketempat tambatan perahu lalu mendayung pulang kekampung dan semua penghasilan pencarian dalam arti sagu bernoken/ tumang-tumang mereka lepas dan kasih tinggal dihuan karena snagat rasa ketakutan sekali sebab barang setan/roh tersebut muncul dikalangan didusun mereka, llau anak piatu membuka topeng tersebut dari badannya dan mengambil sagu bernoken-noken yang ditinggalkan orang-orang dihutan lalu marmak tiwir.
Dihutan dan pakaian tersebut disembunyikan dihutan tempat yang sama untuk hari-hari berikutnya.
Dengan demikian pertistiwa telah menyebar luasnya maka masyarakat sempitnya diri merasa takur, tidak lagi pergi mencari makannan dihutan. Hampir semua orang-orang tidak ada makanan dirumah-rumah dan merasa kelaparan semuanya. Tetapi yang disebut anak yatim piatu dirumahnya banyak makanan. Karena hasil pungutan dihutan beberapa kali anak piatu dengan perbuatanya terhadap pencari makanan dengan orang-orang sekampung.
Jadi sementara masyarakat sekampung tidak lagi mencari makan dihutan. Sementara mereka mengambil langkah atau cara apa untuk menangkap setan yang berpakaian atau topeng sedang ditakuti mereka.
Akhirnya jadilah sumbangan cara yang diambil bersama masyarakat dan mengambil kepusan dan merencanakan untuk mencari makan kelaur kehutan.
Lalu cara yang diambil adalah dua orang muda yang kuat menjadi teman sahabat yang baik difukuskan untuk bertahan maju menangkap setan yang berpakaian roh sewaktu mereka mencari makanan dihutan.
Maka pada satu hari semua orang pergi mencari makan karena dirumah-rumah keluarga tidak ada lagi makanan. Setelah mereka ramai-ramai pergi disatu tempat.
Dan anak piatu juga jalan kehutan menusuri dari belakang menuju ketempat orang-orang sedang mencari.
Waktunya orang-orang mendapat makanan lalu siap untuk pulang semuanya. orang siap pulang sedang perjalanan menuju kekampung, anak piatu memakai topeng tersebut dapat tampilkan diri didepan banyak orang yang sedang pulang mendayung, banyak orang yang lain berpura-pura takut dan kedua orang sahabat baik bertahan maju dan tangkap lalu kepung dia sama-sama oleh msyarlaat semua dalam keadaan berpakain topeng samapi lemas napasnya anak piatu lalu dibuka pakaian tersebut dari badannya anak piatu dengan ramai-ramai oleh semua orang.
Setelah dibuka semua dilihatnya dan disaksikan sama-sama oleh orang-ornag yang mencari makan diperjalanan pulang yang dilihatnya adalah anak yatim piatu ditangkap dengan pakaian topengnya bawa antar pulang sampai dikampung.
Dan semua orang tiba dikampung berita penagkapan diumumkan dikampung kepada orang kampung.
Lalu banyak orang berkumpul dirumah bujang untuk mencari tahu perbuatan anak piatu dapat melakukannya kepada orang kampung sendiri.
Anak yatim piatu tidak sama sekali hubungan baik dengan semua orang dikampung. Anak piatu mulai menjelaskan semua sesuai pikiran atau impianya yang didapatkan untuk bisa mendapatkan makanan.
Karena dia merasa hidup sendirian tidak ada yang bisa dapat dibantunya. Marmak tiwir juga menjelaskan tentang beberapa bagian perbuatannya selama dia melakukan, itupun bagian-bagian atau unsur-unsur pesta yang dia menggambarkan serta merencanakannya pesta lalu marmak tiwir menjelaskan pula urutan pesta pokman/ jipay berpakain roh yang bisa diciptkanan oleh dia kepada orang-orang di sekampungnya.
Jadi anak piatu/marmak tiwir meberi gambaran pesta tersebut dan memberi pesan supaya ornag-orang yang kasihan dan tidak ada hubungan sesama maka harus buat pesta pakaian roh orang yang mati/meninggal dunia agar mendapatkan hubungan roh dan dengan manusia hidup menjadi saudara atau bapak mama dekat dapat terjamin hubungan baik selamanya. Dan semua orang merasa heran atau kagum mendengar penjelasan dan rencana membuat pesta tersbut oleh anak yatim piatu.
Jadi anak piatu membuka semua perbuatannya dnegan bebas kepada banyak orang dikmapung dalam rumah bujang.
Begitulah anak yatim piatu menjelasakan dan menciptakan pesta pokman /jipay dengan berpakain roh orang mati untuk dapat dihadirkan kembali lewat orang-orang yang tidak berhubungan baik untuk menjadi baik hubungan saudaranya.
Artinya. Orang-orang berlawanan didunia dengan orang lain untuk dpat bukan berlawanan didunia tetapi untuk bersahabat daik didunia. Selesailah cerita anak piatu sekali dangan menciptakan pesta.