“Paroki Salam, hidup bersih melalui gerakan bebas sampah.”
Berawal dari keprihatinan akan banyaknya sampah, umat lingkungan sewilayah Paroki Salam mengumpulkan sampah untuk tujuan hidup bersih bersama dan memulai merubah pola pikir umat bahwa sampah bukan lagi ‘sampah’ melainkan suatu barang yang mempunyai nilai ekonomis. “Perjuangan ini tidak gampang butuh komitmen dan motivasi yang kuat untuk penyadaran terus-menerus, dan butuh staf lapangan yang tahan uji” ungkap Pastor Paroki Salam serius.
Sampah dikumpulkan melalui empat wilayah, untuk setiap wilayah terbagi dari beberapa lingkungan. Pengambilannya dengan waktu setiap hari rabu tiap bulannya. Sampah-sampah yang mempunyai nilai ekonomis tersebut dikumpulkan di pusat paroki salam. Masyarakat diajarkan untuk memilah-milah sampah sesuai dengan jenis-jenis sampah. Ada sampah anorganik seperti plastik, kertas, beling, aluminium dan ada sampah organik berupa sisa-sisa makanan dan sisa-sisa dedaunan. Sampah-sampah tersebut dikumpulkan dari sampah rumah tangga.
Sampah-sampah anorganik ini diolah dan dijualkan ke ‘penada’ dua kali sebulan untuk kemudian didistribusikan kepada perusahaan pembeli seperti Danone. Untuk sampah organik diolah dan dijadikan pupuk kemudian dijualkan kepada petani-petani pengguna pupuk organik. Hasil dari penjualan berupa uang ini diserahkan kepada lingkungan-lingkungan penghasil sampah sesuai bobot sampah untuk dijadikan kas lingkungan.